Tidak ada siapapun yang dilarang masuk berdasarkan kewarganegaraan maupun warna kulit
Sebanyak 5,7 juta jamaah menunaikan ibadah umrah sejak awal Ramadhan dan 5,2 juta dari mereka sudah pulang ke tanah air masing-masing sejauh ini.
Menurut laporan Saudi Gazette, para jamaah itu datang dan pulang melalui berbagai jalur udara, darat dan laut. Departemen Imigrasi Saudi kini juga sedang berusaha menyediakan sumber daya manusia dan teknologi maju kepada para jamaah.
Lebih 148 konter juga dilengkapi dengan teknologi terbaru seperti mesin sidik jari dan sofware detektor penipuan untuk mendeteksi para penjahat.
Letnan Jenderal Khalid Al-Jiaid, asisten direktur untuk urusan haji dan umrah mengatakan dia baru saja melakukan kunjungan pemeriksaan ke Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah.
Sementara itu, beberapa jamaah umrah dan pengunjung Masjidil Haram di Makkah menolak tuduhan bahwa mereka dilarang memasuki area kota suci berdasarkan kewarganegaraan mereka.
“Kami tidak memiliki pengalaman seperti isu yang disebarkan,” kata Rasheed Al-Minsawi, seorang jamaah umrah dari Maroko, ditukil Saudi Gazette.
“Itu tidak mungkin terjadi karena ribuan jemaah dan pengunjung memasuki Masjidil Haram melalui pintu-pintunya. Tidak ada siapapun yang dilarang masuk berdasarkan kewarganegaraan maupun warna kulit, ” ujarnya kepada Saudi Gazette.
“Di Masjidil Haram di Makkah ini, kita semua orang Islam,” kata jamaah umrah warga Turki yang berusia 50 tahun, Ahmet M.
“Tidak ada yang bertanya dari mana asal kita data memasuki pintu-pintu Masjidil Haram karena tidak penting. Kita datang dari berbagai penjuru dunia, hanya untuk ke satu arah; Rumah Allah, “ tambahnya.
Sumber : hidayatullah.com